Bergeraklah, Em.
Empat bulan lagi, Kakaaakkk!! Empat bulan lagi pulang!
Tiap hari rasanya makin panas. Bentar lagi musim panas. Udah
banyak yang ngebayangin liburan musim panas. Tapi sebelum itu, tenggelamlah
kami dalam kelamnya tugas laporan akhir yang akan merenggut kebebasan (Sudah,
Em. Sudah)! Baiklah, kita lihat saja bagaimana hasilnya nanti.
Akhir-akhir ini entah kenapa gue jadi pengen banget nonton
sinetron jaman dulu yang judulnya Gita Cinta dari SMA. Lawas lu, Em.
Pas sinetron itu tayang, seharusnya gue kelas 3 SD (menurut
hitungan gue). Gue sendiri hanya punya secuil ingatan tentang sinetron itu. Sinetron yang diadaptasi dari film berjudul
sama itu mengambil latar tempat di Jogja. Mungkin itu salah satu yang
bener-bener gue inget. Lainnya, samar. Oh, satu lagi! Lagunya yang “Oh, Galih.
Oh, Ratna~”. Itu lagu indah kali, Mang.. Akhirnya berusaha nyari videonya lewat
gugel. Tidak ada. Adanya yang versi filmnya. Yah sudah, akhirnya gue tonton
juga.
Penggunaan bahasanya menurut gue indah. “Kau”, “Aku”, dan
kata-kata yang baku lainnya. Sejak gue masuk SMP, gue mulai menggunakan kata
ganti orang seperti “gue” dan “elu”. Sebelumnya pakai “aku” “kamu” gitu. Padahal kan enggak apa-apa kalau
tetep pake “aku” “kamu”.
Di film itu, acara kesenian pas pesta perpisahan sekolahnya
seru banget menurut gue. Kesenian di acara perpisahan sekolah. Sudahlah. Gue enggak
punya kenangan spesial soal itu. Gue enggak terlalu inget sih. Waktu perpisahan
SD pakai seragam putih-merah biasa. Ada pidato
dari kepala sekolah sama acara hiburannya juga. Dan kalau gue enggak salah
inget, gue ada di luar kelas saat semua acara itu berlangsung. Apa yang gue
kerjain waktu itu..?
Perpisahan waktu SMP dulu pakai kebaya. Gue pake kebaya
punya mama. Terus enggak ke salon. Cuma didandanin sama mama. Berangkatnya naik
ojeg. Dan karena rambut gue enggak ditata, gue bisa pake helm. Acaranya ya ada pidato
kepala sekolah , ada yang nyanyi-nyanyi. Kayaknya waktu itu habis foto-foto
(pakai handphone), gue duduk doang. Paling ada yang ngajakin ngobrol bentar,
terus pergi.
Perpisahan SMA.. pakai kebaya yang sama kayak perpisaha SMP.
Tapi kali ini dandannya di salon. Rambut juga ditata gitu. Gue enggak inget
banyak. Yang gue inget, temen-temen gue dandanannya bagus-bagus. Sedangkan gue
sempet dibilang “wah, Kartini sekali ya” sama seorang guru. Mungkin orang lain
ngerasa itu biasa. Tapi gue ngerasa seharusnya gue enggak dateng waktu itu. Terima
kasih, Bu. Ibu sudah merusak mood saya dari awal kedatangan saya.
Kalau gue coba liat lagi apa yang gue kerjain waktu itu,
sekarang gue cuma mikir,
“gimana mau berkesan kalau elu sendiri menghindar”
Gue hanya menanti orang-orang disekitar gue bakal bergerak
dan membentuk kenangan buat gue. Tapi ternyata seharusnya gue lah yang bergerak.
Bisa aja gue bilang gue enggak punya banyak kenangan baik itu baik atau buruk. Tapi
di waktu yang sama, bisa aja orang-orang di sekitar gue bilang banyak banget
kenangan yang ada. Karena mereka bergerak. Mereka bergerak dan menciptakan itu.
Hal yang gue lakukan hanya melihat dari kejauhan dan diam. Dan semua ingatan
itu lapuk. Lama-kelamaan runtuh. Belum sempat terkubur, semua hilang ditiup
angin.
Sudah, Em. Baca data laporanmu sana.
met itu ibu syp yg ngomong? miss you btw
ReplyDeletekalo balik kabarinn